Seorang gadis sedang berlari seperti dikejar
penculik yang akan menyekapnya. Nafasnya terengah-engah, rambut dan pakaiannya
pun acak-acakkan. Hanya satu yang dipikirkannya saat ini. TEMPAT AMAN. Dimana
ia harus mencari tempat aman. Bagaimana caranya ia mencari tempat aman, pada
tengah malam seperti ini?
***
Brakk!!
Suara pintu
dibuka secara paksa terdengar. Dengan cepat gadis itu masuk dan kembali menutup
pintu itu.
“Tempat
sembunyi, tempat sembunyi... Lututku sakit. Arghh.. Dasar penculik sialan”
gerutu gadis itu.
“Kau..
siapa?” suara baritone terdengar oleh gadis itu. Dengan perlahan ia memutarkan
badannya ke belakang. Seorang laki-laki berbadan tinggi dengan rambut
sedikit acak dipenglihatannya.
“Ka-Kau siapa?!!”
teriak gadis itu.
“Jangan
berteriak. Bukankah kau sedang dikejar? Apa kau ingin selamat...” pria itu
menggantungkan kalimat yang ingin diucapkannya, membuat gadis itu sepert tidak
bisa bernafas dan jantungnya yang berdebar-debar.
“atau kau
ingin ditangkap? Aku bisa membantu keduanya.” Ucap pria itu santai.
“Selamat.
Aku ingin selamat. Apa kau bisa membantuku?” ucap gadis itu lemah, seperti...
menangis sambil menundukkan kepalanya.
“Tentu saja.
Kemari. Cepat kemari dengan perlahan”
“Terima
ka..”
BRAKK!!
Pintu itu
kembali terbuka dengan paksa. Tiga orang berbadan besar dengan tato yang hampir
memenuhi lengannya pun nampak. Mata gadis itu sangat menyiratkan ketakutan.
Sebelum ditangkap tiga orang jahat itu, sang pria sudah lebih dulu menarik
tangan sang gadis untuk tetap didekatnya dan aman.
“Hei anak
muda! Serahkan gadis sialan itu pada kami. Apa kau ini pacarnya? Cih!! Gadis
sialan itu memang pandai membuat orang menyukainya walau 1 menit baru
melihatnya! Sama seperti kita bukan? Haha!” wajah penculik nampak meremehkan,
begitu pula dengan dua orang temannya.
“Tidak
akan”. Hanya dua kata itu yang diucapkan sang pria yang menyelamatkan gadis
itu.
“Kau .. akan
mati ditangan kami!” teriak penjahat itu.
“Coba saja!
Kalian seperti semut bagiku. Modal kalian hanya tato yang ada dilengan kalian.
Bukankah itu akan membuat orang lain takut? Dan kalian akan merasa kuat dan
berani, begitu? Asal kalian tahu saja. Gadis didekatku ini bahkan lebih berani
dari kalian. Dasar bajingan sialan. Jika kau menyentuh gadis ini. Tamatlah
riwayatmu!”
“Cih!!
Serang dia!”
Bugh! Bugh!
Bugh!
Perut..
Kaki.. Selangkangan..
Titik lemah
mereka berada disitu, pikir lelaki yang menolong gadis tadi. Pukulan-pukulan
itu melayang untuk mempertahakan diri dan demi gadis yang sudah lemah itu. Tiga
lawan satu. Pasti tiga orang itu yang menang, namun tidak untuk kali ini. Tiga
orang penjahat itu sudah tepar dengan wajah lebam, bahkan ada yang sampai
berdarah.
“Dasar
sampah!” maki pria itu.
Pria itu
berbalik kebelakang dan menemukan gadis yang diselematkannya tadi tidak
sadarkan diri. Diperhatikannya gadis itu, pipinya lebam dengan sedikit darah,
mungkin karena ditampar pikirnya dan gadis itu juga menggunakan seragam
sekolah. Ia pun menggendong gadis itu ala bridle style ke rumahnya yang tak jauh
dari tempatnya berkelahi tadi.
***
“Arghh..
Kepalaku. Kenapa berat begini?” ucap gadis itu.
“Kau sudah
sadar? Bagaimana perasaanmu diselamatkan seorang pria setampan aku?” ucapnya
sambil menutup buku yang dibacanya.